Jumat, 30 Januari 2009

Sepatu, Dulu dan Kini

Dalam bergaya, alas kaki merupakan aspek penting dalam menunjang penampilan. Saat ini banyak sekali jenis alas kaki, dari mulai sandal sampai sepatu dengan berbagai variasi jenis yang dimiliki.
Awal mula munculnya sepatu terjadi pada 3000 SM di Jazirah Arab, para arkeolog menemukan alas kaki yang asalnya terbuat dari sol kulit yang keras, kemudian dipadu dengan bilah kulit yang lebih lembut pada bagian atasnya dan satu lagi di bagian bawah. Orang mengenalnya dengan nama sandal. Ketika diteliti, ternyata alas kaki tersebut pertama kali dipakai oleh Pharaoh Narmer yang kemudian diikuti para budaknya.
Selain berkembang dikawasan Arab, alas kaki juga ada di benua Eropa. Bangsa Yunani ikut mengembangkan alas kaki tersebut dengan olimpiade lari. Dalam lomba lari, para atlet biasa berlari dengan bertelanjang kaki. Seiring dengan meluasnya kerajaan Yunani, banyak atlet yang berasal dari iklim yang lebih dingin mulai mengenakan sandal. Pada mulanya, penonton dan atlet lain memandang hal ini sebagai suatu hal baru dan wujud dari patriotisme, sebelum sejumlah dari atlet bersandal tadi keluar sebagai pemenang. Penggunaan sandal mulai dipandang sebagai suatu kecurangan. Ketika ditemukan bahwa bagian sol dari sandal meningkatkan daya tarik dengan tanah dan mendorong kaki depan dengan efisiensi yang lebih baik, mulai banyak atlet mengadopsi peggunaan sandal model ini.
Saat itu, penggunaan sandal yang mampu menyelamatkan kaki dari luka ketika menempuh jalan yang berbatu, tetap tidak maksimal, karena bagian pergelangan kaki masih terbuka. Selain itu, model sandal masih tidak stabil dan kurang nyaman digunakan. Karena itu, pengembangan dilakukan, antara lain dengan menambahkan paku metal untuk menahan sepatu lebih lama.
Orang-orang Romawi-lah yang membedakan antara sepatu kiri dan kanan, model dan warna untuk perempuan dan laki-laki. Sepatu di era tahun 600 SM termasuk barang mewah, sehingga hanya kalangan bangsawan saja yang menggunakannya. Pada tahun 1305, mulailah dikenal standar ukuran sepatu yang ditetapkan oleh Raja Inggris Edward I yaitu 1 inci sama dengan 3 biji gandum kering.
Seiring berjalannya waktu, bentuk sandal berubah-ubah sampai menjadi bentuk yang kini dikenal dengan sepatu. Pada puluban tahun lalu, perkembangan desain sepatu memang sangat lambat, dan hanya berulang pada desain yang itu-itu saja. Tercatat, perkembangan dunia sepatu yang signifikan terjadi pada tahun 80-an, ketika bahan sepatu yang semula dari kulit, sebagian besar digantikan bahan-bahan sintesa.
Kini sepatu yang menjamur dipasaran adalah sepatu berbahan plastik tanpa hak yang disebut pumpkin shoes, disingkat pump shoes. Bukan sepatu yang terbuat dari labu. Disebut pump shoes karena bagian depannya bulat menyerupai labu. Makanya, sepatu jenis ini juga biasa disebut sepatu balet. Kebanyakan pump shoes tidak dilengkapi hak. Harga yang ditawarkan pun variatif mulai dari 30 ribu sampai ratusan ribu.
Memang sepatu yang ditawarkan dipasaran bagus dalam hal desainnya, tapi kita harus hati-hati karena kadang sepatu tersebut tidak mengutamakan kesehatan kaki. Kadang kaki terasa pegal bahkan kram ketika memakai sepatu yang salah. Jadi, mengingat mengingat pentingnya sepatu sebagai alas untuk kaki kita, sepertinya faktor kesehatan dalam memilih sepatu sudah semestinya dipertimbangkan.
Liesna Eka N
Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar